This is default featured post 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured post 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured post 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Sunday, December 28, 2008
Wednesday, December 3, 2008
Thursday, August 21, 2008
bohlam pinasthika 2008
terimakasih...
Thursday, August 14, 2008
Lego: Waterfall
Advertising Agency: Jung von Matt/Alster, Hamburg, Germany
Creative Directors: Daniel Frericks, Thimoteus Wagner, Götz Ulmer
Art Directors: Damjan Pita, Alexander Muesgens
Copywriter: Mathias Müller
Account Manager: Katharina Schablitzki
3-D-Modelling: Soul Pix
Published: December 2007
Begitu melihat iklan ini, kita akan tersenyum melihat keajaiban dari apa yang diciptakan dari mainan yang akrab menemani usia kita. Lego terus menciptakan sesuatu yang diluar bayangan kita. Iklan ini hanya ingin berkata bahwa lego merupakan mainan yang mampu membuat semua orang, baik anak-anak sampai orang dewasa mampu bermain dan menciptakan imajinasi tanpa ada perasaan tidak mungkin.
Kekuatan iklan ini adalah visualnya mampu sejalan dengan misi yang dibawa oleh Lego, yakni membuat sesuatu yang di imajinasikan oleh si pembuat sekalipun itu sangat tidak mungkin terjadi atau menjadi sebuah realita. Disini ditunjukan bahwa Lego mampu membuat sebuah rumah dengan air terjun di sebelahnya. Diperlihatkannya juga aktivitas yang terjadi sehari-hari dalam sebuah keluarga, ibu yang sedang menjemur pakaian, ayah yang sedang menikmati pemandangan di perkarangan menambah seakan-akan rumah ini nyata dan dengan lego kamu dapat mewujudkannya walaupun hanya dalam rumah mainan [biasanya kita dah cukup puas klo dah liat replikanya. hahaha]
Pertama kali melihat print ad ini, masih belum mengerti apa yang dimaksud oleh iklan ini tetapi setelah melihat judul dan copy barulah mengerti bahwa terdapat air terjun yang berada di sebelah rumah[yang ga mungkin sekali terjadi di dunia nyata]. Butuh waktu beberapa detik untuk melihat detail dan akhirnya tersenyum . Keren!
Iklan ini secara keseluruhan telah hampir sempurna, namun alangkah sempurnanya jika dapat lebih diperlihatkan air terjun dan air yang naik ke atas, mungkin dapat air dapat dibentuk lebih bergelombang sehingga dapat langsung menangkap bahwa visual itu adalah air yang naik ke atas dan akhirnya sampai menjadi air terjun. Adanya tokoh seorang anak juga akan membuat iklan ini tampak menarik karena pada idealnya, keluarga itu terdiri dari seorang ayah, ibu dan anak.
Jika print ad ini diperlihatkan dalam visual yang kecil maka akan membuat beberapa bagian nampak menjadi tidak jelas dan audience tidak dapat menangkap pesan visual apa yang ingin di tunjukan oleh Lego. Sebenarnya sih semua tergantung orang yang lihat dan aku rasa semua orang yang tidak menangkap visual di penglihatan pertama akan melihatnya disaat penglihatan kedua setelah mengetahui bahwa ini adalah print ad Lego, otomatis audience akan mengerti apa yang ditawarkan oleh Lego, yakni mainan.
Oiya sebelum lupa, Copy “Create the Impossible” sangat simpel tapi sangat sejalan dengan visual dan membuat orang yang melihat langsung berkata “Ooo….” Lalu akan mengangguk-angguk mengeti.. Kalau masi ga ngerti juga, hubungin saya di priscilla.olivia@yahoo.com, saya akan jelaskan. Hahaha.. salam![phiya].
Saturday, July 26, 2008
Sekali Lagi Selamat :)
Friday, July 25, 2008
pinasthika yang luar biasa
seperti biasa, ide itu muncul kapan saja dan waktu itu ide muncul H-2 deadline karya pinasthika.
Et dah ah..
setelah berembuk jam 12 siang, break down lagi dan akhirnya ketemu story board jam 2 siang, berusaha mengumpulkan talent lalu nyoba di lapangan dan itu sudah mendekati jam 4 sore... pergi ke lokasi dan take gambar, namun sayang banget cahaya sudah tidak bersahabat... hemmm...
pulang dengan bersemangat, berusaha memperbaiki apa yang kurang bagus di lapangan, meperbaiki story board, nge break down lagi dan ga terasa jam 10 malam..
tiba-tiba ngidam nasi goreng sapi lalu ga sengaja tertidur..
dibangunin jam12 trus ke kampus, take voice untuk iklan radio, ngedit, ngebantin teman untuk take voice juga dan tiba2 langit sudah cerah, sial jam 6 pagi.
pulang sebentar lalu mencuci muka dan sikat gigi mengumpulkan talent lagi dan take gambar jam 9 pagi. jam11 makan siang di coto makasar [tiba2 pengen] lalu pergi ke batul untuk capture. sialnya handycam ga bisa dipke buat capture , 3 handycam dipake buat capture dan ga ada yang behasil, pulang lagi ke kampus, mencoba capture di lab. AVI sampai akhirnya sore baru berhasil, segera bawa ke bantul lagi mulai untuk ngedit, jam 9 mlm mulai terasa laper.
situasi di bantul adalah kamar cowok ukuran 5x4m berantakan, baju kotor di atas kasur, baju bersih diatas tali yang melintang di kamar, lantai ga keliatan karena ketutupan sampah yang berserakan dan ga boleh diambilin ato dibersihin, sarang laba-laba ada di pojokan dan hitam banget.
pernah pengen tidur di kamar seperti itu?
ku seh ga punya cita2..
pertama kali masuk kamarnya, aku dah siap2 untuk ga kaget.
tapi sial! tetep ajah aku kaget. sumpah.. wawh banget!
jam10 ketiduran di kursi tapi sakit semua dan akhirnya pasrah untuk mencoba tidur di kasur. [Oh my god] lumayan bisa tidur sampe jam 12 trus gantian ma utie [ dia juga pegekl tidur di atas kursi]. mengedit sampe jam3, liat hasil lalu pulang dari bantul jam 4 pagi dengan keadaan blom mandi, baru tidur di tempat yang unik.. huihfh..
pulang ke rumah, baunya dah ga karuan...
memutuskan untuk mandi dan keramas lalu sleeping beauty..
kalo ada lomba pengalaman dengan sampho dove kayanya gw menang deh..
-jegeg-
Tuesday, June 24, 2008
Bedah Iklan Sampoerna
11 juni 2008
15:00 PM
Auditorium Thomas Aquinas
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Menegangkan!
satu kata yang terucap dari bibir saya ketika acara ini belom berlangsung..
Hujan gabus di lobby kampus,.
bermain dengan Cat,.
Pemilihan Multimedia yang ribet..
dokumentasi yang susah..
tapi
SEMAGAD bohlamers menjadi vitamin yang paling manjur untuk malam persiapan,,
rela tidur dikampus juga merupakan salah satu semagat yang besar,
saya ajah sampe geleng2 kepala,,
SALUT!!!!!!!!!!!!!!!
tiba hari itu..
hahahahahaha..
dari pagi jam9 anak2 sudah stand by melakukan pengecekan ulang,
sempet ribut gara2 kurang koordinasi[itu mah biasa vi,,]
akhirnya,,,
orang dari suara merdeka, sampoerna, beberapa majalah dan peserta mulai memasuki..
sambutan yang luar biasa hadir di ruangan yang berkapasitas 350 orang tersebut.
dari sampoerna hadir mbak Tutus, Mas Yudi dan Mas Heru dari Bates agency, mereka memberikan materi berupa beberapa iklan sampoerna yang sejak tahun 1997 hadir di televisi indonesia, bahkan beberapa peserta sempat bernostalgia dengan iklan lama sampoerna..
Sampoerna juga melaunching campaign mereka yang bertema "YOUR LIVE, YOUR CHOICE"
dimana audience dapat memilih jalan hidupnya..
Mas heru dari Bates Agency memberikan jalur dari pembuatan sebuah iklan, dimana ada client brief - dilanjutkan ke creative dept - brainstorm dan sampe akhirnya dilempar bolak-balik AE-Creative dan Client..
[untuk lebih lengkapnya tunggu notulensi dari kami]
dan tibalah acara iini berakhir, tidak terasa 2 jam kami bersama dan tiba saatnya untuk berpisah..
berikut Notulensi dari Acara Bedah Iklan Kreatif SAMPOERNA
15.10
Opening Tune – Sambutan oleh Panitia (Bohlam Advertising)
15.20
Opening by MC (dari Suara Merdeka)
MC menyambut hadirin, kemudian menyapa beberapa dari mereka, serta melakukan ice breaking untuk menyegarkan suasana dan membangun suasana.
15.22
Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
MC mengajak seluruh hadirin untuk berdiri dan bersama-sama menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
15.26
Sambutan dari Ketua Program Studi Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta
MC mempersilakan Ibu Ninik Sri Rejeki selaku Ketua Program Studi Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta untuk memberikan sambutan. Ibu Ninik pertama-tama mengucapkan selamat datang pada pembicara, para tamu undangan dan seluruh hadirin; kemudian menyampaikan beberapa patah kata pembukaan mengenai dunia pendidikan dan industri periklanan, serta mengenai acara Sampoerna-Suara Merdeka Goes to Campus ini sebagai sarana penghubung dunia pendidikan dengan industri.
15.32
MC memanggil Bapak Stephanus Nindito selaku Dosen Pendamping Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
15.33
Sambutan dari Dosen Pendamping Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Bapak Nindito selaku Dosen Pendamping Mahasiswa maju memberikan ucapan selamat datang, penyambutan, ucapan terima kasih serta beberapa patah kata sambutan. Beliau memberi komentar mengenai kebangkitan dunia periklanan yang semakin kreatif dan mengakomodasi kepentingan banyak pihak, terutama masyarakat.
15.35
Sesi I
MC memanggil dan mempersilakan para pembicara untuk maju ke depan dan memasuki area panggung. Ibu Tutus, Bapak Heru dan Bapak Yudy maju ke panggung dan duduk di sofa di atas panggung. Ibu Tutus memulai sesi I dengan mengumumkan 2 pemenang lomba tag line A MILD.
*Ibu Tutus membuka pertanyaan: “Kenapa A Mild perlu membuat iklan?”
Beberapa audience memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
Peserta A : “Untuk promosi.”
Peserta B : “Untuk menunjukkan ciri khas A Mild.”
Peserta C : “Biar laku.”
Peserta D : “Untuk pembentukan citra.”
Peserta E : “Kalo iklan rokok tidak boleh menampilkan rokok, karena itu dibuatlah iklan-iklan kreatif.”
Jawaban dari Ibu Tutus: “A Mild membuat iklan untuk membentuk citra dan brand equity.”
Ibu Tutus menjelaskan bahwa A Mild adalah produk rokok pertama yang berani mengeluarkan varian low tar dan low nicotin (pioneer). Hal tersebut kemudian dikomunikasikan dengan kampanye iklan yang bertemakan “How low can you go”.
Target market dari A Mild yang utama adalah:
-Laki-laki
-Usia 18-29
-Urban & sub urban
-SES A, B, C+
Apakah “BUKAN BASA-BASI?” itu? Ibu Tutus menjelaskan bahwa “BBB” ini merupakan basic/core yang harus selalu disertakan dalam iklan-iklan tematik A Mild. Ada 60 versi tematik A Mild. Kemudian beliau menjelaskan juga perkembangan kampanye iklan A Mild dari tahun ke tahun.
*1989 - 1992
A Mild ingin menyampaikan pesan utamanya: low tar & low nicotin dengan iklan2 “How Low Can You Go?”
*1992 – 1997
Kalau hanya mengkomunikasikan product benefit, tidak akan bertahan lama. Oleh karena itu mulailah dicari “jiwa” dari A Mild. Dari sini ditemukan sebuah brand essence “BUKAN BASA-BASI”.
*1998
Saat itu krisis moneter dan Indonesia memasuki era reformasi. Pada saat itu A Mild pun bermaksud menjadi medium/fasilitator untuk menyuarakan generasi muda-dewasa pada saat itu. A Mild kemudian membuat iklan-iklan yang mendorong masyarakat utk “blak-blakan”.
*1999-2000
A Mild mengalami kompetisi yang ketat pada tahun ini, sebab kompetitor mulai memasuki market yang sama dengan benefit yang sama, yaitu pasar rokok low tar dan low nicotin (kompetitor menjadi follower). Untuk mengatasi para follower tersebut, A Mild pun membuat Leadership Campaign dengan tema “Others Can Only Follow”. Tema kampanye ini bertujuan menunjukkan eksistensi A Mild sebagai yang pertama, yang lain cuma ngikutin.
*2001-2002
Kondisi Indonesia pada tahun ini memasuki era recovery. Masyarakat mulai kembali optimis dan individualis. A Mild pun ingin menembak “generasi 18-24”m strateginya yaitu dengan membuat iklan-iklan dengan versi blak-blakan, grafiti, mengikuti style taget market. A Mild juga mengeluarkan versi tematik ‘puasa’. A Mild menggunakan tema tersebut sebagai momen untuk mengatakan bahwa di bulan puasa, kita tidak sekedar menahan lapar dan haus (contohnya adalah iklan TVC versi “Waktunya Malu Sama yang Di Atas”).
*2003 – “Go With The Real Low”
Pada tahun ini, A Mild kembali diserang oleh kompetitor (follower). Lalu A Mild membuat versi iklan yang menggabungkan animasi dengan origami.
*2004 – “Kalau Benda Bisa Ngomong”
A Mild sadar bahwa mereka perlu mencari ide kreatif yang lain. Sampai dengan tahun 2004 ini, A Mild banyak menggunakan model dan kata-kata dalam iklannya. Karena itulah muncul ide kreatif lain di mana akhirnya mereka menggunakan inanimate object. Inti konsepnya sebetulnya adalah: “Kalau benda bisa ngomong pasti akan ngomong jujur!”.
Salah satu contoh iklannya dibuat ketika HM Sampoerna merger dengan Philip Morris. Dibuatlah iklan dengan konsep “Gak Peduli Tuannya Siapa, Tetep Aja Galak!”. Kampanye ini ingin bicara bahwa A Mild tidak takut perubahan setelah merger.
*2005-2008
Kondisi negara Indonesia nampak cukup stabil, hanya saja masyarakatnya cenderung memiliki sikap tidak peduli (cuek). A Mild pun merasa perlu mengemukakan isu-isu dan menggugah konsumen untuk lebih kritis. Maka dibuatlah campaign “TANYA KENAPA”.
*2007 – “Give Young Adult A Chance”
Di tahun ini A Mild sadar dan kembali ke target market (muda dewasa). Karena itu iklan-iklan yang dibuat pun memiliki pesan bhw generasi muda dewasa harus diberi kesempatan untuk tampil dan lebih dipercaya.
Message-nya sebetulnya simple: “Gimana caranya supaya gue bisa bicara tapi nggak usah nunggu tua!”
15.54
Ibu Tutus mulai menunjukkan beberapa versi iklan TANYA KENAPA sebagai contoh dengan memberi penjelasan-penjelasan.
*2008
Memasuki tahun 2008, A Mild sempat bingung mau membuat campaign seperti apa. Akhirnya datanglah sebuah ide: “You Choose”.
Ciri iklan A Mild sendiri adalah: belum tentu langsung dimengerti dalam satu kali melihat dan kadang memiliki dua makna pula. Di sini A Mild juga ingin membawa kembali “BUKAN BASA-BASI” mereka. “BRING BBB BACK TO THE FOREFRONT!”
Kenapa “You Choose?”
Kembali ke target 18-24. Semua orang, setiap hari, harus melakukan pilihan. A Mild ingin mengkomunikasikan bahwa “segala pilihan tak ada yang salah atau benar, tapi kalian harus tahu konsekuensi dari pilihan yang sudah diambil”.
Dari konsep tersebut, muncullah iklan-iklan A Mild dan salah satu yang terbaru adalah:
-Versi I : “Gonta-ganti Pacar”
-Versi II (soon to be released) : “Versi Naik” (versi ini dibuat karena isu BBM naik)
-Versi III (soon to be released) : “Versi Paten” (menyindir isu budaya, juga double meaning yaitu ‘siapa cepat dia paten’; pada kenyataannya memang siapa yang cepat, dia yang paten)
-Versi IV (soon to be released) : “Versi Tontonan” (prihatin dengan acara-acara TV yang formatnya itu-itu saja dan tidak mendidik)
Selain itu, A Mild juga mencoba menjalin komunikasi 2 arah dengan target konsumen. Konsumen bisa memilih dari pilihan-pilihan yang muncul di iklan-iklan A Mild. A Mild juga berusaha mengintegrasikan channel-channel komunikasi yang ada supaya pesan “You Choose” bisa sampai ke target. Banyak channel akan digunakan untuk itu, misalnya TV, print, campus event, digital, cinema, dll.
Ibu Tutus menjelaskan aplikasi media apa saja yang akan digunakan untuk kampanye ini:
*Ada aplikasi outdoor, digital (website), banner online yang dipasang di online journal. Versi iklan yang dipasang pun menyesuaikan berita yang sedang diupload di online journal tersebut.
*A Mild juga memasang iklannya di spot iklan/bumper sebelum film bioskop dimulai.
*BTL activity: “STAY AHEAD” 17 Juni di YKPN. Format acara ini dibuat seperti Talk Show, tetapi pengunjung memilih sendiri talk show yang akan diikutinya. Hal ini sesuai dengan konsep “memilih sendiri” (“You Choose!”)
*DIGITAL: Menggunakan mobile phone.
*Aktivitas PR.
*Retail pun digunakan, aplikasinya dilakukan di outlet-outlet penjualan.
Ibu Tutus juga sedikit menyebutkan mengenai proses pembuatan iklannya yang amat panjang dan rumit.
16.07
Sesi II
Pak Heru mulai mempresentasikan mengenai proses kreatif pembuatan iklan A Mild. Pertama sebagai pembuka, Pak Heru memuji karya-karya iklan panitia (Bohlam Advertising) yang dipamerkan di depan. Pak Heru ingin menjelaskan sedikit tentang kreativitas dalam dunia industri iklan. Kita harus memikirkan kebutuhan industri. Sekreatif apa pun sebuah iklan, tetap harus bisa mencapai target yang dituju (harus ada balancing antara dua hal tersebut). Iklan-iklan A Mild trmasuk sukses dari segi kreativitas dan sebagai market leader. Kreativitas memang butuh idealisme, tapi tetap harus diimbangi dengan kebutuhan industri.
Pak Heru melempar pertanyaan kepada audience: “Siapa yang ingat iklan-iklannya A Mild dan yang mana yang paling disukai?”
Peserta memberikan jawaban-jawaban mereka:
Peserta A : Versi “Yang muda yang ngga dipercaya” versi proyek, alsannya karena sesuai dengan pengalaman pribadi (pernah mengalami hal serupa).
Peserta B : “Versi burung sama versi ikan” (“Others Can Only Follow”), karena waktu zaman ia kecil, hanya itu iklan yang unik dan kreatif.
Peserta C : “Versi cewek melanggar rambu-rambu”. Karena pada kenyataannya memang seperti itu, berdasarkan pengalaman pribadi dan kesamaan dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Peserta D : “Versi cewek meelanggar rambu-rambu”. Alasannya karena cerita dari seorang teman yang sangat mirip dengan kejadian di dalam iklan tersebut.
Peserta E : Pertama: versi “banjir” ; Kedua: versi “Indian naik kuda”.
1. Karena fenomenal, pasrah nunggu banjir, pasif.
2. Karena seperti pengalaman pribadi, sering terjadi di kehidupan sehari-hari.
Membuat iklan juga sama; membuat iklan itu tidak semudah hanya duduk dan mencari ide, tetapi harus punya dasar kesadaran bahwa iklannya akan disukai oleh target. Harus mencari tahu isu-isu atau fenomena apa yang disukai oleh target audience yang akan diajak bicara. Kata atau sifat “unik” pun berevolusi. ‘Unik’ itu artinya (dulu) “berbeda”. Karena apa yg ‘cool’ di zaman dulu dengan sekarang juga berbeda, pengertiannya pun berubah. Kita harus tahu apa yang baik dan bisa menjadi topik hangat untuk target audience-nya. Kreativitas itu berdasarkan research, finding (penemuan) dan dibuat senatural mungkin.
16.22 - Mulai masuk ke presentasi.
Menurut Pak Heru: “Iklan kreatif OK, tp harus impactful!”
Kreatif itu mengikuti tujuan yang ingin dicapai dari iklannya, karena iklan itu pada dasarnya komunikasi. Di dalam membuat iklan, kita harus berusaha berpikir dengan cara pandang yang berbeda (out of the box). Prosesnya seperti ini:
-Di agency kita akan dipanggil klien untuk brief tentang permasalahan yang dihadapi klien serta keinginan/tujuan bisnis klien.
-Brief untuk membuat iklan harus DETAIL.
-Dibuatlah client brief strategic review (research, penggalian, mencari profile orang usia 18-24 lalu membagi-baginya lagi dlm segmentasi pasar) job brief (untuk tim kreatif; sebagai limitation dan pertimbangan-pertimbangan bagi tim kreatif supaya idenya tidak mengarah ‘ngga jelas mo ke mana’ ) creative meeting (tim kreatif akan berdiskusi, brainstorm membicarakan konsep kreatif untuk mengkomunikasikan ide iklannya menggunakan isu-isu atau fenomena dari hasil research)
Pak Heru bertanya pada audience: “Menurut kalian, kenapa dalam iklan “Gonta-Ganti Pacar” harus mur baut yang digunakan?”
Peserta A : “Analogi alat kelamin cowok-cewek.”
Peserta B : “Lobang mur satu bisa buat rame-rame.”
Peserta C : “Mur dan baut itu cocok atau tidak cocok bisa dibongkar pasang.”
Pak Heru mengatakan bahwa dalam proses brainstorm, muncul gagasan objek lain yang hendak digunakan dalam iklan misalnya sendok-garpu. Tetapi muncul pertimbangan bahwa sendok-garpu tetap bisa digunakan terpisah, dan berbagai pertimbangan lain sehingga sendok-garpu tidak dipakai. Mur baut sebagai objek yang komplementer tetapi kalau salah satu hilang bisa diganti dengan yang lain (sekrupnya playboy), karena itu penggunaan mur baut dirasa lebih tepat.
Setelah creative meeting dilanjutkan dengan strategic & creative presentation (di situ juga dijelaskan strategi dan rekomendasi solusi terbaik bagi permasalahan brand yang dimiliki klien).
16.38
Pak Heru menunjukkan RECAP OF BRIEF. Segmentasi ‘young adults’:
-progressive tradisionalist
-conservative tradisionalist
-status strivers
-security seekers
Kemudian sampailah Pak Heru mengenai pembahasan kampanye A Mild yang terbaru: 2008 CAMPAIGN IDEA: “Freedom to Choose”
Jiwa A Mild itu tidak bisa diubah-ubah, yaitu tetap “BUKAN BASA-BASI”, tetapi campaign idea-nya bisa dibuat sekreatif mungkin tanpa menghilangkan benang merahnya. Pak Heru mengibaratkan dua orang yang pacaran butuh mak comblang. Dua orang itu butuh persamaan. Persamaan itulah brand essence (yang menyatukan).
“Bukan Basa-Basi” bhs inggrisnya Fairly Original(?)
Karena sejak awal Pak Putra Sampoerna ingin membuat produk low tar low nicotin. Pertimbangannya adalah karena penduduk Indonesia mulai conscious (sadar) akan kesehatan tetapi tetep pengen merokok.
16.45
Pak Heru menunjukkan storyboard awal iklan A Mild versi “Gonta-Ganti Pacar” yang berbeda sekali dengan versi yang sekarang sudah ditayangkan di televisi. Ide awalnya tidak disetujui oleh klien dan akhirnya ide iklannya diubah seperti yang sudah ada skarang.
Setelah creative meeting client’s approval budget & director’s presentation proposed budget director’s treatment
16.51
Pak Heru menunjukkan storyboard yang dibuat oleh DIRECTOR (Director’s Treatment) terhadap iklan A Mild versi “Gonta-Ganti Pacar”/mur baut/’screw’. Perubahan-perubahan yang muncul ini karena ada penyesuaian terhadap teknik pembuatannya (eksekusinya).
Setelah director’s treatment CLIENT’S APPROVAL pre-production meeting (membahas semua aspek visual, audio, backsound, location, prop, jingle, talent, wardrobe, schedule, dll—di sinid ikatakan oleh Pak Heru bahwa kekurangan advertising di Indonesia itu crafting-nya kurang karena ingin cepat-cepat sehingga tidak detail)
16.58
Pak Heru menunjukkan storyboard FINAL, di mana tiba-tiba ada tambahan talent perempuan di dalamnya. Pak Heru menceritakan bahwa klien sudah hampir tidak approve karena ada model perempuannya, tapi kemudian akhirnya diapprove di last minute (klien juga gambling saat itu).
Setelah pre-production shooting days offline presentation online presentation (95% sempurna) release.
17.05
Pak Yudy maju ke depan untuk mempresentasikan secara singkat dan cepat mengenai proses dari pihak Sampoerna. Pak Yudy selaku PR Manager Sampoerna menceritakan beberapa iklan yang batal tayang karena beberapa alasan yang berkaitan dengan masyarakat, pejabat daerah di mana iklan tersebut dipasang dan berbagai alasan lain.
Tentang iklan “Gonta-Ganti Pacar” (mur baut) sendiri, ternyata iklan ini sudah mendapat brand review dari beberapa pihak.
Pihak Sampoerna juga sempat membuat Focus Group Discussion dengan mengundang ahli semiotik, ahli komunikasi, FPI, dll mengenai iklan yang menimbulkan respon beda-beda itu. Sebab belum tentu apa yang kita anggap lucu, dianggap serupa oleh orang lain. A Mild memang seperti itu; memiliki kebebasan untuk berpikir dan mengartikan. Dulu ada satu brand yang sudah mau keluar iklannya tetapi kemudian ditolak oleh Sampoerna karena ada ketidakcocokkan antara talent dengan konsep iklannya. Artinya, berbagai alasan mungkin bisa membatalkan penayangan iklan.
17.11
SESI PERTANYAAN
Pertanyaan A : Danang dari UGM.
“Pada akhirnya, iklan harus punya impact. Selama ini iklan A Mild kan kreatif, jadi point of sales-nya sebetulnya di mana? Lalu himbauan “Merokok dpt menyebabkan kanker...” itu apakah merupakan big POS-nya?
Jawab (Ibu Tutus): “Iklan tidak langsung berdampak pada POS. Iklan itu lebih untuk brand equity, awareness. Makanya di A Mild ada “BBB”, logo, dll. Tidak hanya iklan yang menentukan penjualan produk.
Kalau untuk warning, karena itu peraturan, jadi harus dijalankan demikian.”
Jawab (Pak.Yudy): “Iklan itu hanya salah satu dr seribu kegiatan menjual produk. Jadi satu kali pasang iklan bukan berarti besoknya penjualan langsung naik. Peraturan pun tetap harus ditaati, jadi penyertaan warning memang harus. Sebab kenyataannya rokok itu memang untuk orang dewasa, tidak ada rokok yang aman.”
Pertanyaan B : “Tadi sudah diperlihatkan klasifikasi iklan A Mild dari tahun ke tahun. Ada 2 hal berbeda: sebelum ‘98, A Mild lebih mengkomunikasikan low tar low nicotin. Tapi setelah itu jadi kritik sosial. Kenapa tidak di tahun-tahun setelahnya, low tar & low nicotinnya dikomunikasikan dgn kritik sosial?”
Jawab (Ibu Tutus): “A Mild kan punya advertising objective. Kta juga harus menunjukkan market leading kita, makanya ada iklan “others can only follow” dan “how low can you go”. Trgantung objective, baru kita keluarkan versi yang seperti apa (sesuai tujuannya). Tentang kritik sosial, kita balik ke target. Tergantung isu utk target kami yang berusia 18-24.”
Jawab (Pak Yudy): “Yang namanya brand yang baru keluar, pasti dia masih bingung. Karena itu kita mengkomunikasian atribut produk dulu. Ketika sesuai berjalannya waktu, sesuai kebutuhan, baru mengeluarkan versi-versi yang lain.”
Jawab (Mb Tutus): “Persepsi dari konsumen kan berbeda-beda, ada yang langsung mengkaitkan iklan dengan produk. Jadi harus dibuat multiple meaning.”
Pertanyaan C : “Ada perbedaan antara tahun ‘90-an sampe 2004. Yang dulu biasanya menampilkan animasi tokoh A, setelah itu lebih ke manusia. Ada ketidak konsistenan. Apa ada beda target?”
Jawab (Ibu Tutus): “Kalau bicara konsisten, konsistensi kita ada di “BBB”. Kalau masalah tone (animasi, objek, model, dll), itu sesuai dengan apa yang berlaku pada saat itu (perkembangan zaman). Dulu A Mild memang sering memakai animasi, tapi ini kan rokok, jadi tidak boleh terlalu appeal untuk anak kecil. Makanya sekarang dibuat versi supaya anak SD tidak tertarik.”
Jawab (Pak Yudy): “Kita pernah dituntut oleh lembaga konsumen. Karena A Mild dulu pernah mengelurkan iklan yang versi poco-poco, ada kepiting, dll menari-nari, lalu dituntut karena terlalu appeal untuk anak kecil.”
Pertanyaan D : “Dari iklan “gonta-ganti pacar”, dari interaktifnya, itu bukan pertama kali sebuah iklan membuat interaksi seperti itu. Apakah iklan itu terinspirasi dari sebuah brand sabun yang pernah melakukan hal yang sama?”
Jawab (Pak Heru): “Pasti memang ada referensi yang kita submit dalam membuat iklan. Ide itu selalu ada yang terinspirasi dari hal-hal lain. Bisa jadi suatu iklan lain itu jadi acuan atau triger. Bukan nyontek, tapi referensi memang dibutuhkan.”
Jawab (Pak Yudy): “Dan iklan itu keluarnya pun tetep dengan gaya A Mild.”
Pertanyaan E: “Apa A Mild selalu membuat iklan yang tergantung fenomena, bukan menjadi trend setter?”
Jawab (Ibu Tutus): “Kira-kira, waktu iklan versi “yang muda yang nggak dipercaya” keluar, ada sesuatu yang terjadi yang kita adaptasi nggak?”
Penanya E: “Nggak sih. Tapi waktu itu ada beberapa isu demo mahasiswa ditutup-tutupi ama demo lain, jadi kesannya diadaptasi oleh “yang muda yang nggak dipercaya”.
Jawab (Ibu Tutus): “Memang ada isu yang kita provoke. Kita juga melihat situasi, lihat-lihat apa yang sedang keluar. Tapi tetap menggunakan spirit “BBB”.”
Jawab (Pak Yudy): “Dulu dalam iklan versi “Plintat plintut makan ati” ada visualisasi rel, tapi diprotes oleh pihak KA. Waktu ada GAM bahkan iklan kita dipakai di Aceh sana. Bukan A Mild yang keluar iklannya cepat sambil menyesuaikan fenomena, tapi kadang memang kita sudah keluar lebih dulu.”
Jawab (Pak Heru): “Menjadi trend setter bukan selalu jadi nomor 1... bukan semata-mata tidak hanya membahas apa yang sudah ada, tapi ada inovasi atau mengeluarkan bentuk lain dari isu yang sudah ada. Cara penyampaian kita tetap menggunakan personality A Mild, ujung-ujungnya juga “BBB”. Jangan anggap iklan itu harus rasional. Bukan berarti menjadi trend setter itu berarti tidak boleh menggunakan isu yang sedang booming, bukan begitu. Yang penting feeling. Iklan itu emosional.”
Jawab (Pak Yudy): “Dulu pernah ada follower mencoba mencontoh iklan kita. Tapi dia menggunakan sesuatu yang rasional, bukan emosional. Jadinya tidak begitu kena.”
Pertanyaan F : “Dulu saya pernah membaca buku, di mana dikatakan bahwa iklan itu sesuatu yang mahal dan hanya akan jadi seni saja. Hanya tindakan cuci otak supaya konsumen mengonsumsi produk. PR dirasa lebih efektif karena bisa lebih interaktif dengan konsumen. Kalau A Mild meerasa lebih efektif mana?
Untuk agency iklan, bagaimana supaya iklan bisa tetap dipakai? Bagaimana juga supaya iklan idealis bisa tetap dipakai?”
Jawab (Ibu Tutus): “Intinya ya tetap lakkan aktivasi 360 derajat (Integrated Marketing Communication). Uniknya kita, brand personality kita yang dikedepankan.”
Jawab (Pak Heru): “Hal ini harus ditanamkan sejak awal bahwa membuat iklan tidak seidealis itu, harus ingat bahwa kita tidak perlu meninggalkan kreativitas tinggi kalau mau memenuhi keinginan klien.”
Pertanyaan G : “Penjualan A Mild lebih tinggi karena iklannya atau karena A Mild yang pertama jadi low tar low nicotin?”
Jawab (Ibu Tutus): “Dua-duanya. Tetapi iklan itu memang tidak seketika, perlu membangun brand equity dulu. Itulah yang ingin kita bangun.”
Jawab (Pak Yudy): “Iklan dan PR itu hanya bagian kecil dr promosi. Semua harus dilakukan setara.”
17.38 Kata-kata penutupan dari Pak Yudy.
17.39
MC mempersilakan pemberian kenang2an dari Ibu Ninik Sri Rejeki dan Bohlam Advertising kepada pembicara-pembicara.
17.43
Membuka 1 kenangan2 dr Bohlam utk diperlihatkan pd publik.
PENUTUPAN
Acara tersebut dihadiri lebih dari 200 peserta dan beberapa tamu undangan.
Monday, June 16, 2008
Creative Work Plan "Ayo Reresik Bebarengan!"
Bohlam Advertising berkolaborasi dengan Komunitas 16+ (DesKomVis ISI) yang sama-sama bergerak di bidang periklanan, membentuk suatu komunitas yaitu "Out Taste" (baca: autis). Out Taste ini diprakarsai oleh Pak Sumbo Tinarbuko yang ingin memajukan dunia periklanan Jogja. Out Taste akan diperkenalkan kepada masyarakat sebagai ruang kreasi anak kreatif di mana mereka dapat saling bertukar pikiran atau ide (brainstorming) untuk membuat iklan yang bagus. Maka dari itu, untuk mengenalkan Out Taste ke masyarakat, Out Taste akan menggelar pameran pada:
Tanggal: 3 s/d 7 Juli 2008
Tempat: Unit Gawat Dagadu (Jl. Pakuningratan)
Dalam rangka: Memperingati Hari Lingkungan Hidup yang jatuh pada tanggal 2 Juli 2008
Tema: Lingkungan Hidup, dengan titik fokus masalah sampah non organik
Judul Kegiatan: "Ayo Reresik Bebarengan!"
Tujuan dari acara ini adalah untuk mengampanyekan kesadaran akan lingkungan hidup kepada seluruh lapisan masyarakat. Konsep dari kegiatan ini adalah pameran karya yang bertemakan lingkungan hidup dengan fokus sampah non organik. Untuk menyukseskan pameran tersebut, maka baik Bohlam maupun 16+ sama-sama menampilkan karya-karya mereka. Bagi Bohlam, karya yang dibuat yaitu berupa Iklan Layanan Masyarakat sedangkan 16+ membuat karya Desain Sosial. Karya yang akan dipamerkan sebelumnya akan dikurasi oleh Pak Sumbo. Deadline untuk pembuatan iklan jatuh pada tanggal 21 Juni 2008.
II. PROBLEM
Tema yang disorot adalah sampah. Mengapa sampah? Masalah sampah dan kerusakan lingkungan hidup masih menjadi masalah besar yang dihadapi umat manusia. Semakin banyak manusia, semakin banyak sampah dan hal itu tak terhindarkan lagi. Sampah telah beredar di mana-mana baik di darat, air, maupun udara. Hidup kita selalu tidak jauh dari hal-hal yang berbau sampah. Selama sampah ini didaur ulang, ditunggu sampai busuk, atau disembunyikan dari pandangan umum, namun belum tentu tindakan-tindakan ini dapat mengurangi sampah yang ada.
III. ADVERTISING OBJECTIVE
Pesan yang ingin kita sampaikan ke masyarakat melalui iklan kita nanti adalah mengajak masyarakat untuk mengurangi sampah di hari mendatang. "Reresik" bukan hanya memindahkan sampah dari kamarmu ke tong sampah, tapi buatlah sesuatu sehingga sampah itu tidak lagi menjadi masalah; bahkan misalnya menjadikan sampah tersebut dapat dipakai lagi atau dialih fungsikan.
IV. SEGMENTATION
*Demografi
Jenis kelamin: Perempuan dan Laki-laki
Usia: 18-25 tahun
Lifestyle: Males membersihkan sampah, konsumtif (kalau beli barang maka suatu hari barang itu akan jadi sampah juga)
*Geografi: Yogyakarta
V. TONE AND MANNER
Gunakanlah local insight! Cari kisi-kisi dan nilai-nilai lokal masyarakat Yogyakarta yang bisa diangkat menjadi konsep kreatif iklan, sehingga iklanmu nanti "ngena" banget di hati masyarakat Yogyakarta.
VI. MANDATORIES & LIMITATION
-Ukuran kertas: A3
-Kumpulkan dalam bentuk softcopy saja
----------------------------------------------------
OK. Good luck guys! Kalo ada yang mau ditanyakan dan dikonsultasikan, hubungi Ticca (Project Officer) atau Putri/Ceuceu (Creative Director) ya!!
**posted by Acynthia Putri, who's still learning copywriting**
Friday, May 16, 2008
bohlam kemana ajah,,,,
jadi bertambah 37 orang,,
beh,, horeeeee bgt kan tuh...
aaayyyyooo semangat,,
-jegeg-
Tuesday, April 1, 2008
Bohlam - Adfest.
Mmmmmm...
Hehe, ternyata tetep g berubah!
Padahal bayangan ku kalo2 tetep menutup mata
dan berharap, akan terjadi keajaiban shg High Five
menang!
Walopun sebenernya "Bohlam going Adfest" itu sesuatu
yg blm pernah kbayang, waow banget!
Buat temen2 yg belum tau,
Adfest taun ini (yg d Thailand it)Bohlam ambil bagian
sebagai partisipan.
Karya yg dikirimin yang kemarin dpt silver
di Citra Pariwara.
Slamat buat Bohlam :)
Cool man!
Mmmmmmmm...
(brubah brubah brubah! please...)
Salam
dwijatmokohadisusilo
Sunday, March 23, 2008
Paskah 2008
Tuesday, February 19, 2008
Review Iklan
Brand : Cafe Del Mondo
Seperti kita tahu bahwa RAS di Negara kita sangat sekali menjadi hal tabu untuk dibahas, bahkan sebagai bahan perdebatan antar RAS, bisa – bisa menjadi sebuah pemicu untuk munculnya perang saudara. Akan tetapi disini kita tidak akan membahas tentang itu, biarkan mereka yang mempunyai perasaan yang sensitive dan tidak rasional yang membahas itu. Di review iklan ini yang dibahas adalah sebuah pesan kepada masyarakat yang dilakukan oleh sebuah brand untuk memasarkan sebuah produknya. Dan bahkan mendidik konsumen untuk menaati sebuah konteks pesan yang sengaja dibuat agar konsumen tertarik.
Di ilmu komunikasi ada teori yang disebut sebagai teori persuasive, yang saya tahu adalah bagaimana trik dan tips untuk menarik hati setiap orang agar bisa ikut dalam rule atau pesan yang disampaikan ke semua orang, teori yang bisa dilakukan oleh banyak orang ini merupakan hal dasar setiap pesan yang ingin disampaikan orang ke orang yang lain.
Konon, ada sebuah istilah yang dibuat dan sekarang menjadi panutan kita dalam menyampaikan sebuah informasi atau pesan itu disebut sebagai “iklan”, entah darimana istilah itu timbul, akan tetapi itulah yang sudah menjadi sebuah kesepakatan bersama yang harus kita anut. Nah, teori yang saya sebutkan tadi diatas merupakan teori dasar yang harus ada didalam sebuah iklan, disamping ada teori – teori lain yang nantinya mendukung.
Menurut dosen semiotik saya, Sumbo Tinarbuko Iklan pada dasarnya adalah produk kebudayaan massa. Memang benar itulah yang terjadi, iklan dimata kita menjadi sebuah budaya yang sudah menjadi konsumsi public, produk inilah yang menjadi konsumsi masayarakat sehari – harinya. Dan satu lagi yang bisa dianut oleh kita adalah teori yang sudah sangat lama dan menjadi panutan setiap mahasiswa bahakan orang iklan adalah Produk kebudayaan masyarakat industri yang ditandai oleh produksi dan konsumsi massal. Kepraktisan dan pemuasan jangka pendek antara lain merupakan nilai-nilai kebudayaan massa (Jefkins, 1996:27). Artinya, massa dipandang tidak lebih sebagai konsumen. Hubungan antara produsen dan konsumen adalah hubungan komersial semata saja. Interaksinya, tidak ada fungsi lain selain memanipulasi kesadaran, selera, dan perilaku konsumen. Cukup untu maslah iklannya.
Sekarang kita masuk dalam situasi dimana kita harus melihat sebuah iklan yang ada diatas. Iklan ini lebih kepada layout yang sengaja dibuat kanan dan kiri yang menjelaskan bahwa ingin menyampaikan “before-after” meskipun tidak dituliskan secara gamblang pada iklannya, dari segi layout yang hanya ber background layar putih sudah sangat jelas sekali bahwa iklan ini mengambil insight keseharian yang dilakukan banyak orang, maaf : orang cina identik dengan mata sipit “ karena insight itu menjadikan sebuah bahan ejekan bagi orang cina itu sendiri, dari orang lain, khususnya adalah bagi orang jawa.hehehehe. Insight inilah yang diambil oleh si pembuat ilan ini, bukan hanya di jawa saja melainkan diseluruh penjuru dunia, orang putih suku keturunan cina, yang namanya korea, jepang ataupun dimanapun orang berada, tahu bahwa orang keturunan itu pasti bermata sipit. Itu yang diambil.
Setelah melihat insight tersebut kita coba untuk mengkawinkan antara insight itu dengan brand produk yang ada pada iklan tersebut, brand produk tersebut merupakan produk kopi yang ada pada sebuah café, yang pada umumnya adalah fungsi dari sebuah minuman kopi adalah untuk membangkitkan atau membuat mata menjadi tidak mengantuk. Disini sangat jelas sekali bisa dilihat bahwa insight yang diambil tadi sudah sangat pas dan cocok sekali dengan produk yang ingin dijual kepada konsumen, bahwa orang cina yang lahir dari kecil sudah ditakdirkan menjadi orang yang mempunyai anugrah untuk mempunyai mata sipit akan melek lebar – lebar karena minum kopi yang berasal dari Café tersebut. Diperjelas lagi dengan tulisan yang berada dibawahnya “extra strong coffe for asia : Sumatra bold” di tulisan ini juga menyebutkan juga kekuatan yang ada bahwa kopi yang ada tersebut merupakan berasal dari asia sedangkan orang cina sendiri adalah berasala dari Ras asia bukan, nah, cocok sekali kan. Simplenya adalah seperti ini, orang cina yang begitu sipit saja bisa sampai membelakkan mata selebar itu karena minum kopi yang berasal dari asia ini. Seperti itulah.
Kurang affdol dan lengkap kalo analisis iklan itu tidak dengan SWOT, kata dosenku si.. nah, saya mencoba untuk menganalisis dengan SWOT yang saya juag mencoba unutk mengerti apakah itu,
Strength : kekuatan yang sangat jelas ada dalam iklan tersebut adalah kuatnya insight yang diambil dari sebuah realitas yang ada dalam masyarakat yang tentunya menjadi sebuiah habith yang selalu saja digunakan untuk memulai sebuah ejekan bagi oprang cina, istilahnya adalah orang cina yang mencoba dibangunkan oleh produk kopi yang sangat kuat kadar kopinya.
Weakness : nah ini, tidak salah lagi kelemahannya adalah konsep yang diangkat disini adalah sesuatu hal yang sangat sensitive sekali untuk menjadi sebuah perdebtan, tentunya si pembuat iklan sudah mengetahui resiko dan apa efek yang nantinya akan didapat oleh semua konsumen yang nantinya akan melihat iklan ini.
Opportunity : peluangnya adalah, semua brand café yang saya lihat pasti akan menggunakan dan mengandalkan harga dan kualitas akan produk kopinya, akan tetapi produk ini menjadi berbeda dengan produk yang lainnya istilahnya yang saya tahu adalah “out of the box”
Threat : banyak sekali brand atau café yang menjual kopi yang selalu mempunyai promise yang sama dengan café – café yang lain.
Dilihat dari berbagi macam dan bentuk yang ada sebuah iklan bisa dilihat dari sisi manapun, semiotic, konsep, strategic thinking, dan segalanya yang ada, kalau dijabarkan bisa menjadi beberapa ratus buku (walah berlebihan), karena saya mempunyai keterbatasan dan masih banyak yang harus saya pelajari, besar harapan saya mendapat comment dari temen – teman yang membacanya, termasuk CD saya. Hehehehe…
-ae-
http//:www.albertuseko.blogspot.com/
Friday, February 8, 2008
review iklan
Iklan PEPSI
Semua orang pasti sudah mengenal produk ini sehingga iklan yang dibuat pun cukup sederhana (menurut saya, kalo menurut kalian engga, ya udah....).
Sepertinya PEPSI cukup membaca apa yang sedang banyak dibicarakan oleh hampir 75% penduduk di dunia yakni tentang Global Warming. Di kanan bawah terlihat tanda daur ulang dan ada kata-kata please recycle sehingga PEPSI ingin mengatakan bahwa produknya ini adalah produk yang sayang pada lingkungan sebab botolnya tidak akan menjadi limbah yang tak bisa di daur ulang.
Oke.. tarik nafas…
Saya sedikit grogi, huhuhu.. maklum anak baru dalam periklanan…
Dilihat dari Strength atau kekuatan, iklan ini cukup dapat dimengerti oleh orang yang melihatnya. Iklan ini sangat simple, diperlihatkan tampak bawah sekelompok anak muda sedang berkumpul (terlihat dari sepatu, sandal, jeans dan kuteks juga cincin yang sangat di dominasi oleh kalangan tua... pikiran kita sama kan?).
Konsep ramah lingkungan digambarkan melalui tanda ”please recycle” dan visualisasi botol PEPSI yang kosong yang digunakan untuk melakukan suatu permainan langsung menembak audience bahwa PEPSI adalah produk yang sayang dengan lingkungan dan botol PEPSI dapat digunakan untuk hal lain yakni untuk dijadikan alat permainan sewaktu berkumpul bersama teman-teman.
Sebenarnya iklan ini sangat mengena di benak saya sebab saya pernah melakukan permainan true or true dengan menggunakan botol minuman seperti ini saat berkumpul dengan bohlamers a.k.a anak-anak bohlam =)
Weakness atau kelemahan berkata lain, memang dari hal yang simple seperti yang saya katakan diatas bahwa iklan ini cukup menggambarkan suasana anak muda yang sedang berkumpul dan identik dengan bergembira melalui permainan tetapi kekuatan ini juga akahirnya menjadi kelemahan yakni, iklan ini simple tapi cukup kurang kuat menggambarkan bahwa PEPSI menjadi sahabat dikala mereka sedang berkumpul.
Oppurtunity atau kesempatan yang bisa ada dalam iklan PEPSI ini adalah adanya visualisasi penuh dari gambar anak-anak yang sedang bermain ini, misalnya digambarkan Full badan dari model sendiri sehingga bisa terlihat keceriaan anak-anak muda yang sedang berkumpul dan menggunakan PEPSI sebagai salah satu alat permainan. Ini akan memberikan nilai plus bagi persepsi di benak konsumen. Jika saya melihat iklan PEPSI dengan keceriaan yang nampak itu akan membuat saya jadi berpikir bahwa jika saya mengonsumsi PEPSI maka saya akan merasakan keceriaan.
Threat atau ancaman yang akan dialami oleh iklan PEPSI ini adalah terlalu banyaknya persamaan konsep yang diambil oleh iklan-iklan produk saat ini yakni mengenai isue GLOBAL WARMING sehingga konsumen telah banyak melihat konsep iklan yang sejenis di berbagai produk.
Kesimpulan dari saya..
Segmentasi dari PEPSI sendiri adalah anak-anak muda, targetingnya adalah anak-anak muda yang senang berkumpul dengan teman-temannya sehingga iklan PEPSI ini visualisasinya digambarkan ketika sekelompok anak muda yang sedang berkumpul dan mereka menikmati PEPSI. Menikmati PEPSI? Tau dari mana kamu, vi? Ya dari botol PEPSI yang sudah kosong bersih yang digunakan untuk bermain donk.
Oke lanjut ya..
Saat botol PEPSI yang telah diteguk rame-rame dan habis, biasanya yang kita akan lakukan adalah membuangnya tapi jangan salah! Botol PEPSI dapat digunakan untuk yang lain yakni untuk bermain true or dare dan semacamnya, ujung botol dijadikan penunjuk arah siapa yang akan kena dalam permainan.
Jadi kesimpulannya yang ada di benak saya adalah
1. PEPSI ingin memperlihatkan bahwa Ia adalah teman dari sekelompok anak muda yang senang berkumpul bareng teman.
2. PEPSI adalah produk yang walaupun telah habis di konsumsi tetapi tetap dapat dijadikan benda lain yang berguna yakni alat permainan.
3. PEPSI merupakan produk yang ramah lingkungan, borolnya dapat di gunakan untuk hal lain, bukan untuk menambah sampah plastik di gunung sampah.
Sekian review iklan dari saya, maaf jika banyak kekurangan di dalam tulisan saya ini, maklum saya masih perlu banyak belajar dari pengalaman dikritik, di komentari dan di puji. Hahahaha...
Jika sempat kunjungi blog saya di http://hereisprincess.blogspot.com
Hormat saya,
Priscilla olivia
Sunday, January 27, 2008
Review Iklan 2
Reviewer: Acynthia Putri
Brand/Produk : SIMPLY NUTRILITE/Makanan, minuman dan suplemen kesehatan
Agency : Brooklyn Brothers, New York
Media : Print
Pesan : "Eating Better Made Simple"
-----------------------------------
Sebelumnya, mari bicara sedikit tentang Brooklyn Brothers, biro iklan di New York yang mendeklarasikan diri sebagai "creative enterprise" alih-alih 'advertising agency'. Karya-karya biro iklan ini (terutama print) cenderung simplistis dengan konsep dan copywriting yang humoris khas barat. Meskipun demikian, humor yang mereka gunakan juga tetap menyesuaikan dengan target dari produk yang diiklankan. Print ad SIMPLY NUTRILITE ini salah satunya. Mungkin bisa dikatakan iklan ini dapat menggambarkan karakteristik Brooklyn Brothers yang menganggap semua clientnya adalah 'client favorit'.
(find your brother at Brooklyn Brothers' website here.)
Menurut saya, pesan utama yang ingin disampaikan sesuai dengan tagline produk: "Eating Better Made Simple". Secara umum, iklan ini ingin mengatakan bahwa dengan mengkonsumsi makanan sehat bernama SIMPLY NUTRILITE, artinya pola makan kita membaik. Jika pola makanan kita membaik, badan kita jadi sehat. Kalau badan kita sehat, pikiran juga segar. Kalau pikiran segar, segala yang kita kerjakan akan menjadi mudah!
Yang membuat saya salut dan nyaris percaya pada iklan ini adalah cara pengkomunikasiannya yang kembali ke karakter produk: SIMPLE. Dengan menggunakan pendekatan hiperbolis khas iklan, mereka menggambarkan suatu tindakan yang sebetulnya sangat mustahil (paling tidak katakanlah rumit)--menjadi simple. Tentu saja ini juga sangat didukung oleh visual art yang amat simple dan jenis font yang dinamis dan tidak kaku.
Iklan ini menggambarkan langkah-langkah pembedahan otak dalam 3 tahap. Tahap 1, orang itu bodoh karena mengatakan 1+1=3. Tahap dua, otaknya dibedah. Tahap ketiga, orang itu sudah tahu bahwa 1+1=2. Lalu headline-nya mengatakan: "Brain Surgery Made Simple".
Sebetulnya, kalau saya, dari penggambaran ini kita bisa memunculkan empat interpretasi:
1. "Jika pikiran Anda tidak cerah karena badan tidak sehat, konsumsilah SIMPLY NUTRILITE. Otak Anda serasa diperbaharui!"
2. "Jika Anda mengkonsumsi SIMPLY NUTRILITE, hal-hal rumit menjadi mudah!" (buktinya operasi otak aja selesai dalam 3 langkah)
3. "Jika Anda mengkonsumsi SIMPLY NUTRILITE, Anda tidak perlu jauh-jauh memikirkan penyelesaian yang sulit (sampai bedah otak segala). SIMPLY NUTRILITE-lah solusi yang paling mudah." atau
4. 'Penggambaran tiga langkah operasi otak yg simple' ini semata-mata hanya sebagai simbolisasi produk sendiri; yaitu produk kesehatan yang bentuknya hanya sesimpel bars, sangat praktis dan mudah dikonsumsi.
Mungkin ini terbilang resiko iklan dengan visualisasi adegan yang simple dengan copy atau headline simple pula. Maknanya jadi ambigu. Tapi dalam kasus ini, keempat interpretasi yang muncul semuanya tetap menonjolkan keunggulan yang ditawarkan produk, dan tetap berkaitan pula. Interpretasi yang saya kemukakan di atas bisa jadi betul semua, betul salah satu saja atau bahkan salah semua (jika dikoreksi oleh creator iklannya). Tapi justru pemaknaan ganda inilah yang paling mungkin terjadi saat iklan ini dilihat oleh berbagai macam orang yang isi kepalanya berlainan.
Teman-teman yang membaca review saya ini juga tidak harus 100% setuju lho.
Kesimpulan
Satu hal yang perlu kita cermati adalah bahwa iklan ini telah mencoba (dan menurut saya berhasil) menyampaikan suatu produk yang biasanya kelihatan rumit menjadi simple. Biasanya iklan produk makanan kesehatan, suplemen, dsb menggunakan pendekatan kesehatan dan bahkan medis. Tapi iklan ini menawarkan komunikasi yang segar dan out of the box, sehingga "suplemen & makanan kesehatan" sudah bukan lagi hal yang 'seram', berat dan merepotkan. Masyarakat malah jadi merasa dekat dengan budaya mengkonsumsi makanan sehat karena produk ini praktis seperti makan snack biasa dan tentunya karena diiklankan dengan bahasa yang 'segar' pula.
Akhir kata... jagalah pola makanmu. =D
Thursday, January 10, 2008
Review Iklan 1
”Tanggap Flu Burung”
Reviewer : Susilo Hadi
Produk : Kampanye Tanggap Flu Burung
Client : Komnas FBPI, yang didukung oleh UNICEF, dan pemerintah Jepang
Placement : Koran Kompas 21 Desember 2007 dalam halaman suplemen Yogyakarta
Pesan : Tanggap Flu Burung
------------------------
Tangan kita pencegah flu burung
Empat langkah mencegah flu burung :
1. Jangan sentuh unggas yang sakit atau mati.
2. Cuci pakai sabun tangan dan peralatan masak anda.
3. Pisahkan unggas dari manusia.
4. Periksakan diri ke puskesmas jika ada gejala demam setelah
berdekatan dengan unggas.
Isu
Bagi penduduk Indonesia memelihara unggas merupakan kegemaran, kegiatan tersebut dapat berupa memelihara hewan ternak sebagai hobi, ataupun kegiatan sambilan yang menguntungkan karena menghasilkan daging dan telur yang dapat dikonsumsi. Khususnya daerah Yogyakarta unggas merupakan binatang yang sangat wajar bila berinteraksi dengan manusia.
Bagi penduduk Yogyakarta pada tingkat usia enam puluh tahun keatas dengan kategori geografis pedesaaan beranggapan bahwa tidak lengkap rasanya apabila sebuah keluarga tidak memelihara unggas, khususnya ayam. Psikografi penduduk Yogyakarta sangat menghormati perkataan orang tua sehingga pemahaman tersebut erus terpelihara dan diwujudkan. Faktor lain dalam lingkup geografis pedesaaan yang mendukung hubungan interaksi keluarga dengan unggas adalah karakter penduduknya yang merasa segan untuk membuang makanan dengan percuma, sehingga memelihara unggas bertujuan untuk menghabiskan makanan yang tersisa. Sedangkan pada kategori geografis pinggiran kota, pemukiman padat memelihara unggas merupakan hobi yang menyenangkan, trend-nya berupa memelihara burung dalam sangkar.
Penyakit flu burung yang mewabah, disebabkan oleh hubungan manusia yang terlalu dekat dengan unggas. Dari hubungan tersebut timbul sikap bersahabat yang membuat masyarakat, khususnya Jogja tetap beranggapan bahwa unggas peliharaan mereka tidak akan mengancam keselamatan jiwa meski telah terjadi kasus-kasus kematian akibat penyakit Flu Burung yang menjangkit melalui unggas peliharaan. Terlebih wabah Flu Burung belum pernah terjadi sebelumnya.
Berkaitan dengan isu, berarti saat ini belum ada kesadaran masyarakat bahwa sebenarnya mereka sangat berperan dalam fenomena penyebaran penyakit Flu Burung. Maka pesan “Tangan kita pencegah flu burung” difungsikan untuk membangun kedekatan antara masyarakat dengan wabah Flu Burung sekaligus menjadi tanda prilaku yang harus dilakukan oleh audience ( call for action ). Pada kelanjutan pesan dinyatakan “4 langkah mencegah Flu Burung”.
Pesan tersebut disampaikan dengan penyesuaian terhadap psikografi penduduk Jogja, bilamana pesan berupa tindakan tidak lagi memelihara unggas maka akan bertentangan dengan karakter mereka dan tujuan kampanye kesehatan tidak akan terwujud. Sehingga call for action berupa perilaku sehat dalam memelihara unggas.
Ide
Kampanye ini bertujuan untuk mendidik sebanyak-banyaknya audience, sehingga berprioritas pada pengambilan perhatian audience Koran Kompas. Dari kebutuhan tersebut maka iklan Tanggap Flu Burung memerlukan stoping power yang tinggi, dan hal tersebut dilakukan dengan melakukan penempatan visual iklan pada kolom iklan baris yang biasanya hanya berupa tulisan.
Ide penempatan ini didukung dengan pengemasan visual berupa tanda stop yang digunakan polisi lalu lintas ( menghadapkan telapak tangan pada orang lain ) yang diplesetkan menjadi telapak tangan dengan empat jari dirapatkan dan jempol terlipat yang juga berfungsi memperkuat pesan “4 langkah mencegah Flu Burung”. Desain visual tangan yang bergaris merah turut mendukung upaya menarik perhatian , terlebih iklan ini menggunakan space iklan kolom dalam jumlah banyak yang kemudian digabungkan menjadi satu.
Kesimpulan
Iklan kampanye mencegah flu burung ini dikemas sangat sesuai dengan karakter targetnya, baik dalam pesan yang tertulis pada copywriting-nya maupun secara visual. Namun dalam iklan ini tidak terlihat adanya upaya untuk membangun keingintahuan audience tentang flu burung itu sendiri, padahal hal tersebut termasuk kebutuhan, dan akan lebih mengedukasi mereka untuk dengan sadar melakukan pencegahan persebaran penyakit Flu Burung.